globalisasi dapat menyebabkan seseorang menjadi individualisme yaitu
Halitu dapat kita lihat di Indonesia, yaitu dengan berdirinya perusahaan-perusahaan asing, seperti Freeport dan Exon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, dan British Petroleum dari Inggris. Proses globalisasi terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunis di dunia runtuh.
Globalisasiadalah suatu proses yang mendunia dimana seseorang atau individu tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah . Setiap individu dapat terhubung oleh siapa saja yang ada dibelahan bumi ini dan terjadi penyebaran informasi dan komunikasi melalui media cetak dan elektronik yang mendunia. Globalisasi sendiri berasal dari bahasa
Penggunaanmedia sosial juga menjadi salah satu fenomena dari globalisasi yang membuat kita memiliki wawasan luas, bahkan dengan orang-orang di belahan dunia yang berbeda. Pada dasarnya, negara-negara yang ada di dunia hidup saling berdampingan satu sama lain. Alhasil, rasa saling membutuhkan itulah yang menyebabkan terwujudnya globalisasi.
1Globalisasi dapat menyebabkan seseorang menjadi individualisme yaitu..A.Mementingkan orang lainb.Mementingkan kepentingan bersamac.Mementingkan kepentingan diri sendirid.Tidak punya kepentingan2.Manfaat globalisasi dalam bidang pendidikan contohnya adalah..A.Kegiatan ekspor dan imporb.Pertukaran pelajar ke luar negeric.Pertunjukan pentas budayad.Jual beli alat produksi3.Pihak yang
DefinisiGlobalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik maupun cetak. Pengertian globalisasi menurut bahasa yaitu suatu proses yang mendunia.
Site De Rencontre Des Femmes Européenne. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Siapa yang tak kenal dengan istilah Globalisasi. Globalisasi kini kerap diartikan sebagai perubahan yang besar dalam masyarakat dunia atau disebut juga dengan proses adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan. Princenton N. LimanLantas, bagaimana dengan hal sosial? Di era globalisasi ini memang banyak hal yang menguntungkan, terutama di bidang teknologi dan ekonomi. Kemajuan teknologi secara pesat mempermudah masyarakat dalam melakukan pekerjaan dan berkomunikasi. Hal tersebut sangatlah menguntungkan untuk saat ini dan seterusnya. Namun, dibalik kemudahan itu, terdapat hal negatif yang berdampak pada interaksi sosial dalam masyarakat. Salah satunya, yaitu berkembangnya sikap individualisme. Seperti yang tertulis di KBBI, Individualisme adalah paham yg menghendaki kebebasan berbuat dan menganut suatu kepercayaan bagi setiap orang; paham yg mementingkan hak perseorangan di samping kepentingan masyarakat atau negara. Di Indonesia sudah banyak sekali masyarakat yang bersifat individualis karena beberapa faktor yang ada terutama globalisasi. Globalisasi ini membawa teknologi berkembang secara pesat. Kini, masyarakat dapat dengan mudah berkomunikasi bersama orang-orang yang jauh darinya. Beberapa situs dan aplikasi yang berguna dan menarik, membuat masyarakat tertarik untuk menggunakannya. Semakin lama, masyarakat pun mulai terbiasa dan asik dengan dunianya sendiri. Hadirnya berbagai situs dan aplikasi atau disebut juga dengan media sosial memang memudahkan segala kegiatan sehari-hari. Namun, kehadiran tersebut membuat masyarakat cuek dengan keadaan sekitar dan hanya fokus bermain media sosial di gadget masing-masing. Sering kali masyarakat yang sedang berkumpul bersama hanya fokus bermain gadget. Asik dengan kehidupannya di media sosial masing-masing. Sikap kepedulian dan kepekaan terhadap sekitar mulai berkurang bahkan hilang. Sikap inilah yang membuat dampak globalisasi menjadi diperhatikan bahwasanya sikap individualisme terjadi karena adanya globalisasi dan juga dari kesadaran diri sendiri. Tidak semua terpengaruh oleh adanya globalisasi ini menjadi pribadi yang individualis. Semua bisa dimulai dari diri sendiri bagaimana cara menyikapi dan mengahadapinya. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Globalisasi dan Perubahan Sosial Hello Readers! Siapa yang tidak mengenal globalisasi? Dalam era modern ini, globalisasi telah menjadi sebuah istilah yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Konsep globalisasi mengacu pada penggabungan ekonomi, sosial, dan budaya antara berbagai negara di dunia. Globalisasi telah memberikan banyak manfaat bagi banyak orang, termasuk kemajuan ekonomi dan teknologi yang pesat. Namun, ada juga dampak negatif yang mungkin terjadi, salah satunya adalah awal munculnya konsep globalisasi, banyak ahli telah memperingatkan tentang dampak sosial yang mungkin terjadi. Salah satu dampak tersebut adalah individualisme. Dalam konteks globalisasi, individu cenderung memfokuskan perhatian mereka pada diri sendiri, daripada pada kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena globalisasi dapat memperkuat peran individu dalam masyarakat yang semakin kompleks dan beragam. Globalisasi dan Kesenjangan Sosial Di era globalisasi, kita semua hidup dalam dunia yang semakin terhubung. Namun, satu hal yang harus diakui adalah bahwa globalisasi juga dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang semakin memperlebar jurang antara orang kaya dan orang miskin. Kesenjangan sosial ini dapat memperkuat individualisme karena orang yang merasa terpinggirkan atau terabaikan cenderung memfokuskan perhatian mereka pada diri itu, globalisasi juga dapat memperkuat peran pasar dalam kehidupan sosial. Dalam sistem pasar, individu dianggap sebagai konsumen yang harus membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam konteks ini, individualisme dapat menjadi sebuah kebiasaan yang mendorong orang untuk memprioritaskan keinginan pribadi mereka, tanpa memikirkan dampak sosial yang mungkin terjadi. Globalisasi dan Perubahan Budaya Salah satu dampak terbesar dari globalisasi adalah perubahan budaya. Dalam era globalisasi, budaya cenderung menjadi semakin homogen, karena adanya pengaruh budaya asing yang semakin kuat. Namun, perubahan budaya ini juga dapat memperkuat individualisme karena orang cenderung memilih untuk mengadopsi nilai-nilai dan gaya hidup yang sesuai dengan keinginan pribadi itu, globalisasi juga dapat memperkuat peran media dalam kehidupan sosial. Media dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk mempengaruhi persepsi dan sikap orang terhadap dunia di sekitar mereka. Dalam konteks ini, individualisme dapat menjadi sebuah kebiasaan yang mendorong orang untuk memilih informasi yang sesuai dengan pandangan pribadi mereka, tanpa memperhatikan perspektif yang berbeda. Globalisasi dan Perubahan Ekonomi Di era globalisasi, ekonomi menjadi semakin saling terkait dan kompleks. Perdagangan internasional, investasi asing, dan migrasi tenaga kerja semuanya menjadi bagian dari sistem ekonomi global. Namun, perubahan ekonomi ini juga dapat memperkuat individualisme karena orang cenderung mempertahankan kepentingan pribadi mereka dalam situasi yang semakin itu, globalisasi juga dapat memperkuat peran teknologi dalam kehidupan sosial. Teknologi dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk memperkuat individualisme karena orang dapat memilih untuk terhubung dengan orang-orang yang memiliki pandangan yang sama, tanpa memperhatikan perspektif yang berbeda. Globalisasi dan Tantangan untuk Masyarakat Dalam era globalisasi, masyarakat di seluruh dunia dihadapkan pada banyak tantangan yang semakin kompleks dan beragam. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana masyarakat dapat mengatasi dampak negatif dari individualisme yang semakin kuat. Masyarakat harus belajar untuk mempromosikan nilai-nilai sosial yang kuat, seperti keadilan, kesetaraan, dan solidaritas, untuk mengatasi dampak negatif dari itu, masyarakat juga harus belajar untuk beradaptasi dengan perubahan sosial dan ekonomi yang semakin cepat. Masyarakat harus belajar untuk bekerja sama dalam situasi yang semakin kompleks dan beragam, tanpa kehilangan nilai-nilai sosial yang penting. Kesimpulan Dalam era globalisasi, individualisme dapat menjadi sebuah kebiasaan yang mendorong orang untuk memfokuskan perhatian mereka pada diri sendiri, daripada pada kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena globalisasi dapat memperkuat peran individu dalam masyarakat yang semakin kompleks dan beragam. Namun, dampak negatif dari individualisme dapat memperlebar jurang antara orang kaya dan orang miskin, memperkuat peran pasar dalam kehidupan sosial, memperkuat peran media dalam kehidupan sosial, mempertahankan kepentingan pribadi dalam situasi yang semakin kompetitif, dan banyak mengatasi dampak negatif dari individualisme, masyarakat harus belajar untuk mempromosikan nilai-nilai sosial yang kuat, seperti keadilan, kesetaraan, dan solidaritas. Masyarakat juga harus belajar untuk beradaptasi dengan perubahan sosial dan ekonomi yang semakin cepat, tanpa kehilangan nilai-nilai sosial yang jumpa kembali di artikel menarik lainnya!
Hello, Readers! Apa kabar? Sudahkah kamu merasakan dampak dari globalisasi? Tidak bisa dipungkiri, globalisasi memang telah merubah banyak aspek kehidupan di dunia ini. Namun, pernahkah kamu berpikir bahwa globalisasi juga dapat mengakibatkan seseorang menjadi individualisme artinya? Mari kita bahas lebih dalam dalam artikel ini. Definisi Globalisasi Sebelum membahas dampak globalisasi pada manusia, kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu globalisasi. Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang meliputi pertukaran pikiran, pandangan, produk, dan aspek kebudayaan lainnya. Globalisasi terjadi karena adanya kemajuan teknologi dan transportasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang dari seluruh dunia. Individualisme dalam Era Globalisasi Dalam era globalisasi, individualisme semakin menjadi-jadi. Individualisme adalah sebuah pandangan hidup yang menekankan pada kebebasan individu dan hak individual. Dalam artian lain, individualisme adalah suatu sikap yang memandang diri sendiri sebagai individu yang merdeka dan bersifat otonom. Dalam era globalisasi, individu cenderung lebih fokus pada dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan bersama. Kita sering melihat orang yang lebih memilih untuk hidup sendiri dan tidak terlibat dalam kehidupan sosial yang ada di sekitarnya. Pengaruh Media Sosial dalam Individualisme Salah satu faktor yang mempengaruhi individualisme di era globalisasi adalah media sosial. Media sosial memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang dari seluruh dunia dengan mudah dan cepat. Namun, media sosial juga dapat memperkuat sikap individualisme seseorang. Orang cenderung lebih fokus pada dirinya sendiri dan memperlihatkan kehidupan yang sempurna di media sosial. Perubahan dalam Konsep Keluarga Perubahan dalam konsep keluarga juga menjadi faktor yang mempengaruhi individualisme di era globalisasi. Keluarga yang dulu dianggap sebagai tempat yang penuh kasih sayang dan saling mendukung, kini menjadi kurang penting. Orang cenderung lebih memilih hidup sendiri dan tidak bergantung pada keluarga lagi. Hal ini dapat mengakibatkan orang menjadi lebih individualis dan kurang peduli dengan kepentingan bersama. Perubahan dalam Konsep Pekerjaan Perubahan dalam konsep pekerjaan juga mempengaruhi individualisme di era globalisasi. Kini, orang lebih memilih untuk bekerja sendiri dan mandiri. Mereka tidak ingin bergantung pada perusahaan atau bos mereka. Hal ini dapat mengakibatkan orang menjadi lebih fokus pada dirinya sendiri dan kurang memperhatikan kepentingan bersama. Dampak Negatif Individualisme dalam Era Globalisasi Individualisme dalam era globalisasi dapat menyebabkan dampak negatif pada manusia. Salah satunya adalah kurangnya rasa empati terhadap orang lain. Orang cenderung lebih fokus pada dirinya sendiri dan tidak memperdulikan masalah yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya rasa solidaritas dan kepedulian terhadap kepentingan bersama. Selain itu, individualisme juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Bagaimana Mengatasi Individualisme dalam Era Globalisasi? Mengatasi individualisme dalam era globalisasi tidaklah mudah. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif individualisme pada manusia. Salah satunya adalah dengan memperkuat hubungan sosial. Kita harus memperkuat hubungan dengan orang-orang di sekitar kita dan mengembangkan rasa empati terhadap mereka. Selain itu, kita juga harus memperkuat hubungan dengan keluarga dan membangun kebersamaan. Kesimpulan Dalam era globalisasi, individualisme semakin menjadi-jadi. Orang cenderung lebih fokus pada dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan bersama. Media sosial, perubahan dalam konsep keluarga, dan perubahan dalam konsep pekerjaan menjadi faktor yang mempengaruhi individualisme di era globalisasi. Namun, dampak negatif individualisme dapat diatasi dengan memperkuat hubungan sosial dan membangun kebersamaan. Mari kita jaga rasa solidaritas dan kepedulian terhadap kepentingan bersama. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya, Readers!
padma malikahani Gaya Hidup Friday, 11 Feb 2022, 1625 WIB Indonesia merupakan negara tropis dengan letak wilayah yang tidak jauh jaraknya dari garis khatulistiwa, dengan berhias keunggulan sumber daya alam yang selalu tersedia dan melimpah ruah jumlahnya. Hal ini mengakibatkan masyarakat Indonesia seringkali hidup saling berdampingan dan saling bekerjasama. Indonesia sendiri sudah sepantasnya merasa bangga atas budaya yang dimilikinya, yaitu gotong royong. Yang kental, tumbuh dan hidup diantara khalayak masyarakat Indonesia. Persatuan merupakan landasan semangat yang sejak dulu digaungkan oleh para pejuang bangsa untuk membangun Indonesia. Gotong royong secara hakiki berasal dari kata karyo dan gawe, Dengan artian yaitu bekerja bersama-sama, saling membantu, bahu-membahu, bekerjasama, musyawarah untuk mufakat, dan saling menghargai sebagai bangsa. Gotong royong juga sering dimaknai sebagai sarana untuk mempersatukan berbagai macam perbedaan yang hidup pada teritorial suatu bangsa. Sedangkan pengaruh lajunya arus globalisasi yang didukung dengan maraknya gelombang modernisasi, telah mengakibatkan terciptanya suatu proses dimana setiap individu, kelompok, maupun suatu negara berhasil terlepas dari adanya suatu tembok halangan besar, Sehingga setiap dari mereka mampu untuk saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain bahkan melintasi batas teritorial tertentu. Dampak kemajuan yang baik ini di lain sisi juga didukung dengan tumbuhnya sikap dan kebiasaan buruk yang baru, yaitu egoisme dan individualisme yang muncul dari setiap pribadi masyarakat Indonesia. Individualisme merupakan satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri. Individualisme dapat diartikan sebagai paham yang mementingkan diri sendiri, egois, tidak peduli dengan lingkungannya terutama lingkungan masyarakat maupun organisasi. Dan diartikan juga sebagai suatu kondisi ketika ikatan sesama individu dalam sebuah masyarakat mulai hilang, dan perhatian individu hanya terpusat pada dirinya sendiri dan keluarga intinya saja. Individualisme dinilai tidak selaras dengan budaya Indonesia yang telah mendarah daging dan dinilai tidak gotong royong, dikarenakan sikap individualisme sendiri dapat memudarkan rasa solidaritas, kesetiakawanan sosial, dan musyawarah mufakat antar masyarakat. Hal ini juga tidak sejalan dengan unsur nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia, khususnya yang tertera pada nomor tiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Sikap individualisme ini dapat terlahir kapan saja, dimana saja, dan berbaur dalam derit nadi kehidupan bangsa seiring terjadinya perubahan kondisi sosial yang terjadi diantara masyarakat. Dan diantara pengaruhnya adalah masalah perspektif-perspektif atau asumsi yang muncul di kalangan masyarakat. Sikap individualis cenderung terjadi karena perilaku bawaan kesadaran suatu pribadi yang tidak memahami kondisi masalah, Serta sikap malas yang juga dapat menyebabkan seseorang lebih menyendiri sehingga mengakibatkan timbulnya sikap individualis. Beberapa teori menyebutkan bahwa pengaruh individu dalam bersifat individualis kemungkinan besar mempengaruhi tingkah laku yang mengarah kepada terganggunya watak dan batin atau sakit mental. Diantara sikap-sikap individualisme yang tercermin jelas dalam kehidupan mesyarakat akhir ini adalah 1. Egoisme dan Mendahulukan kebutuhan pribadi daripada kepentingan kelompok Pandemi Covid-19 yang mewabah di kalangan masyarakat dirasa belum berhasil mempersatukan rakyatnya satu sama lain. Hal ini tercerminkan dalam tindak tanduk mereka yang lebih memilih untuk menimbun bahan pangan yang dimilikinya ketimbang memperdulikan keadaan sekitar. Dan tercermin juga dari perilaku bermasyarakat yang lebih memilih untuk diam ketimbang memberikan pertolongan ketika tetangga seberangnya terjangkit virus tersebut. 2. Mudah terpengaruh oleh pendapat publik dan termakan oleh berita palsu Teknologi mempermudah siapapun dalam mengakses informasi. Berita buruknya, maraknya informasi tidak selalu menguntungkan para pembacanya. Kebanyakan dari masyarakat Indonesia masih memiliki kemampuan yang rendah untuk berfikir kritis dalam memilah informasi secara jelas. Dampaknya kebanyakan dari pribadi yang enggan untuk berinteraksi sedangkan ia selalu menerima informasi secara bebas, berakibat mudah untuk terjangkit HOAX dan berita palsu yang bertebaran di kalangan platform digital. 3. Kehilangan rasa solidaritas Untuk menerapkan budaya gotong royong, maka dibutuhkan pribadi sosial dengan rasa solidaritas yang tinggi, seperti istilah pepatah “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Apabila rasa solidaritas telah hilang dari khalayak masyarakat, maka yang timbul hanyalah pribadi pribadi individualis dengan rasa ketidakperdulian dan egoisme yang tinggi antar sesama. 4. Kesulitan dalam bersosialisasi Dampak dari pribadi individualis yang paling jelas dan tampak dari perangainya yaitu, sikapnya enggan untuk berkomunikasi dan memiliki rasa kesulitan dalam bersosialisasi. Manusia sebagai makhluk sosial pasti tidak akan terlepas dari kepentingannya satu sama lain. Maka apabila setiap individunya mendahulukan kepentingan pribadi masing masing, yang terjadi hanyalah ritme kehidupan yang tidak kolektif. Dan tidak jarang setiap dari mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi antar sesama. Oleh karena itu, Semangat gotong royong baik untuk disuarakan kembali dalam nadi kehidupan masyarakat Indonesia, ketimbang menangung nasib apabila budaya yang mengakar tersebut di bumihanguskan. Untuk mencapai tujuan utama yaitu kesejahteraan umum rakyat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang amat menjunjung tinggi gotong royong juga merupakan bukti nyata hubungan antar sesama yang tidak sekedar bersifat lahiriyah, karena sedari lahir kodrat manusia adalah mengakui kebersamaan. Kerja sama masyarakat Indonesia yang sedemikian juga bukan didasarkan oleh kepentingan, melainkan karena sukarela. Pesona manusia Indonesia bukan ditempatkan terpisah dari masyarakat, melainkan terintegrasi secara utuh di dalamnya. indonesia individualisme Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Gaya Hidup
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat zoon politicon Nah sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa mengandalkan kemampuannya sendiri tetapi ia juga pasti membutuhkan orang lain pada hal tertentu, Pada saat ini tanpa kita sadari sikap individualisme ini telah berkembang pesat di kehidupan masyarakat bahkan banyak orang yang mengabaikan lingkungan di si itu individualisme? Individualisme merupakan satu paham yang menjelaskan bahwa seseorang itu lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri tanpa memikirkankan orang lain, individualisme ini juga merupakan bentuk keegoisan seseorang dalam melakukan segala hal yang menerangkan bagaimana seseorang itu hidup tanpa adanya bantuan dan sosialisasi dengan orang lain disisi lain juga memiliki pandangan moral, politik, atau sosial. Pada umumnya orang yang cenderung menganut paham ini akan lebih condong bersikap sesuka hati mereka, dan akan mengedepankan egonya sendiri tanpa memperdulikan orang ini pada dasarnya di asumsikan bahwa individu manusia bersifat mandiri dan mementingkan dirinya sendiri. Menurut John Locke 1632- 1704 mengemukakan bahwa individualisme itu merupakan sebagai konsep etika psikologi dan satu unsur etis politis, juga sebagai konsep etika psikologi. Individualisme ini mengharuskan seseorang untuk berfikir dan menilai serta menghormati tidak lebih dari kedaulatan pikirannya. Berkembangnya individualisme pada saat ini banyak sekali masyarakat yang mulai bersikap dan berperilaku individualisme mereka berfikir bahwa diri sendiri atau kepentingan nya jauh lebih penting dibandingkan dengan orang lain, mengapa hal ini bisa terjadi? Tentu saja banyak sekali pengaruh yang menjadikan masyarakat bersikap individualis terutama adanya pengaruh globalisasi dan teknologi yang akhirnya masyarakat kehilangan rasa solidaritas terhadap sesama, kemudian egoisme yang tak terbatas, dan juga kesulitan dalam bersosialisasi dengan yang lain. Globalisasi dapat kita artikan sebagai proses masuknya keruang lingkup dunia .Individualisme yang terjadi karena pengaruh globalisasi sangat berdampak pada kehidupan masyarakat. Banyak kita temukan di berbagai daerah yang masyarakat nya itu mempunyai sikap individualisme yang sangat tinggi contohnya di perumahan kota kota besar dimana masyarakat nya ini minim sekali berinteraksi dengan orang di sekitar tempat tinggal nya, juga kepedulian terhadap sesama kurang, mereka lebih mengedepankan kepentingan pekerjaan dari pada harus bersosialisasi dengan orang di tidak hanya menyiratkan satu keyakinan mengenai individu saja tetapi ia juga mengacu kepada kepercayaan terhadap keutamaan individu di atas adanya pengaruh globalisasi kemungkinan terjadinya pergeseran yang bertentangan dengan nilai yang dapat menyebabkan gaya hidup yang lebih individualis. Dengan perkembangan kondisi sosial yang modern ini tentu saja menciptakan budaya baru di kalangan masyarakat yang di perkuat oleh pengaruh perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang masuk ke negeri kita, teknologi yang semakin berkembang tentu saja berdampak pada kehidupan manusia karena dapat menyebabkan individualisme itu muncul tanpa di sadari dan menjadikan seseorang bisa lebih mudah melakukan berbagai aktivitasnya tanpa bantuan orang lain akhirnya rengganglah jarak dan ikatan alamiah antar individualisme ini biasanya juga muncul pada mereka yang berasal dari keluarga yang berada atau memiliki kekuasaan karena mereka berfikir bahwa segalanya tidak membutuhkan orang lain tetapi uang dan di perkuat oleh pengaruh globalisasi dan teknologi ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat bersikap individualis seperti mereka merasa mampu untuk melakukan apapun tanpa bantuan orang lain, bisa saja mereka tidak bisa bersosialisasi dengan orang dilingkungannya yang menjadikan mereka lebih menutup diri, atau bahkan mereka tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya akhirnya timbul lah sikap individualisme ini. Sebagai makhluk sosial tidak seharusnya sikap individualisme ini berkembang pada diri kita walaupun bisa menjadikan kita mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain tetapi kita harus ingat bahwa hakikat nya manusia itu tidak bisa hidup sendirian dan pasti saling membutuhkan satu sama lainnya. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
globalisasi dapat menyebabkan seseorang menjadi individualisme yaitu