bulan musim ikan kakap putih
2010). Aquaculture development. 4. Ecosystem sangat luas adalah di Pulau Nusi, yaitu 158 lubang KJA approach to aquaculture. FAO Technical Guidelines atau menempati area 1.422 meter persegi atau 0,04% for Responsible Fisheries. No. 5, Suppl. 4. Rome. FAO, dari area yang sesuai untuk budidaya ikan kakap putih.
Biasanyaikan kakap putih memijah pada saat permulaan bulan gelap atau bulan penuh mulai pukul 18.00 - 20.00 malam bersamaan dengan datangnya air pasang.
Kisarantoleransi fisiologis ikan kakap putih cukup luas, fekunditas dan pertumbuhannya juga cepat sehingga dalam waktu 6-24 bulan ikan sudah siap dipanen dengan ukuran 350-2000 g (Gambar. 3) (FAO, 2006). 7 Spawning Gound Salinitas 30-32 ppt Pengumpulan telur Migrasi ke hilir Perkembangan Larva Migrasi ke hulu Feeding Ground Air payau/Air tawar
CiriCiri Ikan Kakap - 14 images - gambar ikan kakap dunia binatang, kakap merah, 14 jenis ikan kakap ciri fisik karakteristik harga dan gambar, klasifikasi dan morfologi ikan gulamah ikan gelama johnuis spp go,
Ikan kakap putih bertelur setelah bulan purnama dan bulan baru. August 03, 2021 Sebenarnya cara mancing di waduk ini sama juga dengan lokasi lainnya, hanya saja jika pada waktu malam maka peralatan yang dibawa yang membedakan.
Site De Rencontre Des Femmes Européenne. Klasifikasi Ikan Kakap Putih – Ikan kakap mempunyai banyak nama baik di Indonesia maupun di luar negeri. Misalnya di Jawa Tengah dan di Jawa Timur, orang-orang menyebutnya pelak, petehan, tetahan, cabik dan cebeh. Di Madura kadang disebut dengan dubit, tekong, cakong atau cateh, di Sulawesi Selatan dikenal sebagai dengan nama talungsar, pica-pica, atau kaca-kaca dan diluar negeri umumnya dosebut dengan sebutan giant seaperch. Akan tetapi bila di Asia Tenggara ikan kakap lebih dikenal dengan nama seabass, dan untuk dinegara lain disebut dengan sebutan white seabass, silver seaperch, giant perch, palmer, coo-up, two finned seabass dan lain-lainnya. Ikan kakap putih dalam komoditas perdagangan hasil laut untuk masyarakat internasional dikenal dengan nama Giant Seaperch. Ikan kakap di Negara Eropa populer dengan nama Seabass, dan di Negara Australia populer dengan nama Barramundi. Ikan kakap putih Lates calcalifer bila di dalam air akan kelihatan cokelat tua atau kehitaman, akan tetapi bila diamati secara cermat dan akan kelihatan ada warna putih atau keperakan yang dominan pada tubuh kakap putih, terutama pada bagian diperut. Adapun klasifikasi ikan kakap putih adalah sebagai berikut [table id=17 /] Morfologi Ikan Kakap Putih Badan memajang , gepeng, batang sirip ekor lebar, kepala lancip dengan bagian atas cekung cembung didepan sirip punggung. Mulut lebar, gigi halus dan bagian bawah preoporculum berduri kuat. Operculum mempunyai duri kecil, cuping bergerigi diatas pangkal gurat sisi. Sirip punggung memiliki jari- jari keras yaitu antara 7 – 9 dan jari jari lemah antara 10 – 11. Sirip dada pendek dan membulat. Sirip punggung dan sirip dubur mempunyai lapisan bersisik. Sirip dubur bullat dan berjari-jari keras. Sirip ekor bulat. Sisik bertype sisir besar. Tubuh berwarna dua tingkatan yaitu kecoklatan dengan bagian sisik dan perut berwarna keperakan untuk ikan kakap putih yang hidup diperairan laut dan berwarna coklat keemasan pada ikan kakap putih yang hidup diperairan tawar. Ikan dewasa berwarna kehijauan atau keabu – abuan pada bagian atas dan keperakan pada bagian bawah. Habitat Ikan Kakap Putih Ikan Kakap putih hidup diperairan tawar selama kurang lebih 2-3 tahun seperti sungai dan danau yang berhubungan langsung dengan laut. Ikan kakap putih dewasa yang berumur 3 – 4 tahun biasanya beruaya kemuara sungai, danau atau laguna yang mempunyai salinitas 30 – 32ppt untuk pematangan kelamin kemudian memijah secara alami. Pemijahan biasanya terjadi pada akhir musim panas dan awal musim hujan. Pemijahan pada musim penghujan terjadi karena salinitas dan suhu merupakan salah satu factor yang penting karena dapat mempengaruhi siklus pemijahan ikan kakap putih. Bila musim hujan terlambat kemungkinan musim pemijahan ikan kakap putih juga terlambat. Biasanya ikan kakap putih memijah pada saat permulaan bulan gelap atau bulan penuh mulai pukul – malam bersamaan dengan datangnya air pasang. Demikian sedikit pembahasan mengenai Habitat, Morfologi dan Klasifikasi Ikan Kakap Putih Lates Calcalifer semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Baca juga artikel tentang Habitat Morfologi dan Klasifikasi Ikan Kakap Merah Lutjanus campechanus Morfologi dan Klasifikasi Ikan Kembung Rastrelliger Morfologi dan Klasifikasi Ikan Kepe-Kepe Chaetodon lunula Habitat Morfologi dan Klasifikasi Ikan Kerapu Bebek/Kerapu Tikus Cromileptes Altivelis
Bagaimana Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih Untuk Pemula? Ikan kakap adalah salah satu jenis ikan karnivora yang memakan hewan yang ukurannya jauh lebih kecil dari tubuhnya. Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih Untuk Pemula Secara umum jenis ikan ini habitatnya di daerah perairan peralihan seperti daerah hitan mangrove yang terletak di pinggiran pantai. Ia juga mampu hidup didaerah perairan laut, payau atau pun tawar. Mestipun kita ketahui bahwa kakap laut ukurannya jauh lebih besar, namun kakap yang hidup di air tawar akan jauh lebih mudah dalam membudidayakannya. Proses budidaya ikan kakap salah satunya ikan kakap putih sangat mudah kita jumpai di indonesia bahkan di semua wilayah ada budidaya ini. Keuntungan yang dihasilkan dari budidaya ini sangat menjanjikan. Proses budidayanya tidaklah sulit dan pemeliharannya tidak membutuhkan modal yang besar sehingga bisa menguntungkan para pelaku budidaya. Baca Juga Taksonomi Ikan Kakap Putih cara pemijahan ikan kakap putih guna memperoleh hasil produksi benih secara kuantitas. Sebaiknya induk jantan yang dipilih adalah induk yang berukuran 2 – 10 kg dengan kandungan sperma 5 – 15 ml dan induk betina berukuran 3 kg dengan produksi telur sekitar 1 – 1,5 juta telur. Pemilihan habitat dan lokasi pemeliharan Sebelum melakukan proses pemijahan yang harus diperhatikan adalah pemilihan habitat dan lokasi pemeliharaan. Secara umum ikan kakap sangat toleransi terhadap salinitas yang sangat tinggi. Ikan kakap puti dapat tumbuh baik dengan segala jenis air. Tempat pemeliharaan atau pemijahan bis amenggunakan kolam tambak, dan bahkan dipinggir pantai. Teknik pemijahan induk ikan kakap Proses ini membutuhkan 2 orang yang mana 1 orang memegang ikan kakap jantan ataupun betina dan yang satu bagian yang mengeluarkan sperma ataupun telur. Pemijahan dilakukan menggunakan ibu jari atau telunjuk dengan arah dari perut bagian depan hingga belakang secara perlahan. Anda harus menampung hasil pijahan pada sebuah wadah. Cara pembuahan Segera campur secara rata sperma dan telur pada sebuah wadah dengan bahan yang lunak dan halus dan teteskan sedikit demi sedikit air pada saat pengadukan. Perawatan telur Ketika telur sudah dibuahi maka simpan pada plastik vinyl yang telah diberi air garam berkadar 28 – 32 permil. Masukkanlah mereka pada bak penetasan dengan suhu 28 -29 derajat celcius. Mereka akan menetas selama 12 jam jika suhu sekitar 30 derajat celcius dan menetas sekitar 17 jam jika suhu lebih rendah. Pemeliharaan larva Larva berumur 24 jam mulai mengalami pigmentasi mata, 26 jam proses pigmentasi berakhir dan larva menetas. Setelah Meta selama 30 jam mulut larva terbuka penuh, 42 jam kuning telur terserap habis begitu juga tetasan minyak larva akan habis setelah 80 jam. Titik kritis hidup larva terjadi setelah 93 jam, saat ini pasokan makan telah habis, maka perlu diberi pakan yang mengandung nutrisi seimbang dengan kebutuhan dan ukurannya. Biasanya diberi zooplanton seperti kutu air Rotifera sebanyak 30 ml per individu, dan berilah artemia salin sekitar 5 ml per individu setelah 10 hari. Pemijahan dalam bak mandi Calon induk pemijahan ikan kakap sebaiknya memiliki berat sekitar 3,5 kg. Pilih induk jantan yang berusia 2 – 4 tahun untuk menghasilkan sperma dan induk betina yang berusia 3 – 4 tahun untuk menghasilkan telur. Namun jika menginginkan hasil yang lebih baik, pilihlah induk yang berusia lebih tua. 1 bulan menjelang pemijahan pindahkan induk betina dan jantan pada bak dengan perbandingan 1 1 , namun dalam 1 bak bisa di isi 5 – 10 pasang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan larva adalah sebagai berikut Kondisi air Gunakan air laut dengan mutu baik, kadar garam sekitar 30 permil dan airnya mengalir. Gantilah air sebanyak 80 % setiap harinya dengan air laut baru. Pemberian pakan Pakan yang diberikan bisa ikan rucah lemuru atau teri dengan perbandingan 1% dari berat badan induk ikan. Pakan diberikan sekali sehari setelah kepala dipotong dan dibersihkan. Sering terjadi ikan yang harusnya memijah tapi mereka belum memijah, sehingga perlu dipacu dengan pematangan gonat yang di suntik hormon, tapi pastikan kematangan induk, cara, dosis dan waktunya benar. Induk betina harus memiliki ukuran diameter telur 0,8 mm dan induk jantan harus memiliki sperma jika diastripping. Dalam waktu 36 jam ikan akan memijah, jika masih belum memijah maka suntuklah 48 jam setelah suntikan pertama dan lakukan pada pukul 8 – 9 pagi pada bagian dorsal tutup insang atau di bawah duri punggung keras kedua. Demikianlah ulasan singkat mengenai Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih Untuk Pemula. Semoga bisa dimanfaatkan guna mendapatkan hasil yang jauh lebih baik. Baca Juga Jenis Ikan Kakap Yang Dapat Dibudidayakan
80 HASIL TANGKAPAN IKAN KAKAP PUTIH Latescalcarifer PADA UKURAN MATA JARING INSANG YANG BERBEDA DI PERAIRAN PESISIR KOTA SURABAYA THE CATCH OF BARAMUNDI latescalcarifer FISH IN THE DIFFERENT MASH SIZE OF GILL NET IN THE COASTAL WATERS ON THE CITY OF SURABAYA Ahmad Rifqi Abdillah, Hari Subagio, Nurul Rosana JurusanPerikanan, FakultasTeknikdanIlmukelautan Universitas Hang Tuah Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Telp 031-5945864 Email 2. *Penulis Koresponden ABSTRAK Nelayan pesisir Kota Surabaya menggunakan alat tangkap jaring insang dasar bottom gillnet dalam menangkap ikan kakap putih. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda pada jaring insang dasar. Penelitian ini di lakukan bulan Maret hingga Mei 2019 di perairan pesisir kota Surabaya dengan metode observasi untuk mengetahui hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer dan pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda. Pengambilan data dilakukan 15 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi sehingga diperoleh 30 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan utama ikan kakap Lates calcarifer sebanyak 65% dan hasil tangkapan sampingan sebanyak 35% diantaranya ikan laosan Eleutheronema Tetradactylum, rajungan Portanus pelagicus, dan dukang Hexanematichthys. Jumlah hasil tangkapan pada mata jaring 6 inchi lebih besar dari pada ukuran 7 inch. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh penggunaan ukuran mata jaring 6 inchi atau 7 inchi terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan kakap putih di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beberapa factor lingkungan yakni arus, suhu, dansalinitas. Kata kunci Ukuran mata jaring, ikan kakap putih, jaring insang dasar. ABSTRACT Coastal fishermen in the city of Surabaya use bottom gillnet fishing gear to catch barramundi fish. This research aims to determine the effect of different mesh sizes on basic gill nets to determine the productivity of the catch of barramundi fish. This research was conducted in March to May 2019 in the coastal waters of the city of Surabaya with an observationData acquisition was performed 15 times as repetition and 2 treatments in the size of 6-inch and 7-inch nets until 30 data points were obtained. The catches in the research showed that the main catches of snapper Lates calcarifer were 65% and the by-catches were 35% including laosan Eleutheronema tetradactylum, crab Portanus pelagicus, and dukang Hexanematichthys. The amount of catch on the 6 inch net is greater than the 7 inch size. However, based on the t-test analysis, it was concluded that there was no effect on the number of catches using the size of a 6-inch or 7-inch mesh to the catch of barramundi fish. The difference in the number of catches of barramundi fish between the two mesh sizes is probably caused by several environmental factors, namely flow, temperature, and salinity. KeywordsMesh size, Barramundi , Bottom gillnet. 81 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi penangkapan ikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu perikanan, mencangkup pengetahuan alat tangkap dan hasil tangkapan. Pengetahuan tentang alat tangkap dan hasil tangapanya adalah faktor penting dalam memahami proses penangkapan, perkembangan rancangan alat penangkapan yang menuntut adanya keseimbangan dalam berbagai aspek Syofyanet dkk. 2010. Keadaan perikanan tangkap di pesisir Kota Surabaya memiliki hasil laut yang baik, sarana prasarana yang memadai dan mewakili alat tangkap yang digunakan oleh nelayan - nelayan di Surabaya. Secara sepintas dari aspek sosial ekonomi, kehidupan nelayan di pesisir Surabaya masuk dalam katagori menengah kebawah Pristayandana 2010. Masyarakat nelayan Surabaya memproduksi hasil laut yang kemudian dijual dalam bentuk ikan segar atau diolah menjadi bahan makanan seperti ikan kakap putih hasil tangkapan nelayan yang diolah sebagai kerupuk kulit ikan dan olahan lainya. Banyak masyarakat pesisir Kota Surabaya yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut tersebut. Pada umumnya, nelayan pesisir kota Surabaya menggunakan alat tangkap gill net sebagai pengoprasian penangkapan ikan. Menurut Martasuganda 2002 jaring insang gillnet adalah jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang berbeda. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan pesisir kota surabaya khusus untuk menangkap ikan kakap putih adalah jaring insang dasar bottom gillnet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran mata jaring terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer di perairan pesisir kota Surabaya dan mengetahui hasil tangkapan sampingan dalam satuan ekor pada alat tangkap jaring insang dasar pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi. BAHAN DAN METODE Penelitian ini di laksanakan di perairan pesisir Kota Surabaya. Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019 hingga Mei 2019. Penelitian di laksanakan selama 3 bulan melalui beberapa tahap mulai tahap persiapan dan penyusun usulan penelitian, pengambilan data, pengolahan data, penulisan dan pelaporan hasil penelitian. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah GPS geogle map, Jaring insang dasar, alat tulis, rol meter dan mistar. Dalam penelitian ini ikan kakap putih Lates calcarifer sebagai obyek penelitian. Mencatat titik koordinat untuk menentukan lokasi saat penelitian dengan menggunakan GPS, setting dan houling, kamera sebagai monitoring atau dokumentasi data, roll meter mengukur panjang ikan dan mistar sebagai mengukur mata jaring,untuk mengetahui hasil tangkapan terbanyak ikan kakap putih Lates calcarifer dari ukuran mata jaring insang kakap yang berbeda di lakukan penelitian, dengan cara melakukan oprasional sebanyak 8 kali trip guna menentukan ulangan sebanyak 15 setting. Rancangan penelitian yang digunakan data dalam penelitian ini menggunakan Uji-T t-test independent yang terdiri dari 15 kali setting sebagai ulangan dan 2 Perlakuan berupa ukuran mata jaring yang berbeda, 6 inchi dan 7 inchi. Pengolahan data Menggunakan program SPSS versi HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tangkapan Ikan Kakap Putih Lates calcarifer Hasil tangkapan pada jaring insang di Pantai Timur Surabaya adalah Jenis ikan kakap putih Lates calcarifer yang merupakan target tangkapan utama. Adapun hasil tangkapan sampingan yaitu ikan sumbal atau laosan Eleutheronema tetradactylum, rajungan Portanus 82 pelagicus, dan ikan Dukang Hexanematichthys. Berikut ini hasil tangkapan panjang total ikan kakap putih pada bulan yang berbeda dapat di lihat pada gambar 1. Gambar 1. Hasil panjang total rata – rata cm ikan kakap putih Lates calcarifer pada bulan yang berbeda. Pada bulan Maret hasil tangkapan lebih panjang dibandingkan pada bulan April dan Mei karena pada bulan Maret keadaan musim penghujan sehingga ikan kakap putih yang tertangkap adalah induk kakap dalam keadaan memijah atau matang gonad. Pada bulan April dan Mei hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer mengalami penurunan panjang ikan, karena pada bulan April dan mei sudah memasuki musim kemarau yang relatif ikan memasuki usia muda sehingga hasil yang di dapatkan mengalami penurunan panjang tubuh ikan. Gambar 2. Berat rata-rata kg Ikan Kakap Putih. Berat hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer pada penelitian ini yang paling tinggi pada bulan Maret dengan nilai rata-rata sebesar 4,02 kg/ekor, dan berat ikan kakap pada bulan april nilai rata - rata 2,95 kg/ekor. Pada bulan Mei berat ikan kakap dengan nilai rata - rata sebesar 2,46 kg/ekor. Sehingga rata - rata berat ikan yang paling besar terletak pada bulan Maret. Hal tersebut karena ada faktor musim penghujan dimana ikan yang tertangkap mulai masa reproduksi atau matang gonad dengan ukuran ikan usia dewasa. Pada bulan April memasuki musim kemarau ikan yang tertangkap lebih kecil atau usia beranjak dewasa, sedangkan pada bulan Mei hasil tangkapan ikan kakap putih dengan berat lebih rendah dengan ukuran ikan usia anak - anak. Adapun hubungan panjang - berat ikan merupakan salah satu informasi pelengkap yang perlu diketahui dalam kaitan pengelolaan sumberdaya perikanan, misalnya dalam penentuan selektifitas alat tangkap agar ikan - ikan yang tertangkaphanya yang berukuran layak tangkap. Richter 2007 dan Blackweel 2000 mengatakan bahwa pengukuran panjang - beratikan bertujuan untuk mengetahui variasi berat dan panjang tertentu dari ikan secara individual atau kelompok - kelompok dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan gonadnya. Berikut ini hasil berat rata - rata ikan kakap Lates calcarifer kg Pada bulan yang berbeda dapat di lihat pada gambar 2. Gambar 3. Hasil tangkapan utama dan tangkapan sampingan% ekor Hasil diagram kue di atas menunjukan bahwa hasil tangkapan dalam % ekor tangkapan utama adalah komponen dari stok ikan yang utama di cari dari operasi penangkapan. Hasil 83 tangkapan sampingan adalah ikan non target yang tertangkap dalam operasi penangkapan. Tertangkapnyaspesiesikan non target ini dapat disebabkan karena adanya tumpang tindih habitat antara ikan target dan non target serta kurang selektifnya alat tangkap yang digunakan Manalu 2003. Hasil tangkapan utama dan tangkapan sampingan % ekor dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 4. Distribusi hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer ekor pada ukuran mata jaring insang dasar 6 inchi. Jumlah total sebanyak 17 ekor ikan Kakap putih yang di dapatkan selama penelitian. Hasil tangkapan yang paling sedikit terdapat pada bulan maret karena curah hujan yang sangat tinggi dan gelombang besar, sehingga hasil tangkapan ikan kakap putih menurun. Menurut Reinnamah, 2010 Keberadaan ikan bersifat dinamis, selalu berubah/berpindah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan yang secara alamiah ikan akan memilih habitat yang lebihsesuai. Sedangkan habitat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi atau parameter oseanografi perairan seperti suhu permukaan laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, gelombang laut, cuaca dan sebagainya, yang berpengaruh pada dinamika atau pergerakan air laut baik secara horizontal maupun vertical. Distribusi hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer ekor pada ukuran mata jaring insang dasar 6 Inchi lihat pada gambar 4. Gambar 5. Distribusi hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer ekor pada ukuran mata jaring insang dasar 7 inchi. Hasil tangkapan ikan Kakap Putih Lates calcarifer pada ukuran mata jaring 7 inchi, hasil tangkapan yang paling banyak terdapat pada bulan Mei dengan dengan jumlah tangkapan terdapat 5 ekor, bulan Maret ada 4 ekor ikan kakap putih dan hasil tangkapan yang paling sedikit terdapat pada bulan April terdapat 2 ekor. Jumlah total hasil tangkapan pada ukuran mata jaring 7 inchi sebanyak 11 ekor ikan kakap putih. Bulan april merupakan musim penangkapan ikan tetapi hasil tangkapan yang di dapat lebih sedikit dikarenakan faktor ukuran mata jaring terlalu besar sehingga ikan mudah lolos. Menurut Zamil, 2007 ukuran mata jaring yang digunakan pada jarring insang umumnya disesuaikan dengan ukuran ikan yang menjadi target penangkapan. Dengan demikian, hasil tangkapan diharapkan hanya didominasi oleh ikan – ikan yang ukurannya sesuai dengan ukuran mata jaring. Hasil tangkapan ikan kakap putih pada ukuran mata jaring 7 inchi dapat di lihat pada gambar 5. Gambar 6. Hasil tangkapan ikan kakap putih pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi. 84 Ikan kakap putih Lates calcarifer pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi dilakukan guna untuk mengetahui ukuran mata jaring yang layak digunakan dalam melakukan oprasional terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih di perairan pesisir kota Surabaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Syofyan, I. 1996 yang menyatakan bahwa mata jaring dan panjang ikan memiliki hubungan langsung keefisiensi alat tangkap sehingga penentuan besar mata jaring sangat penting untuk alat tangkap gillnet. Ditambahkan Suhaisti, 2002 bahwa hasil tangkapan ikan banyak dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain keberadaanikan, jumlah upaya penangkapan, dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan. Hasil tangkapan ikan kakap putih pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi dapat di lihat pada gambar 6. Konstruksi jaring insang kakap putih Lates calcarifer Tabel 1. Konstruksi jaring insang kakap Bottom gillnet Tali ris bawah Tali ris atas Menurut Martasuganda 2002, jaring insang gill net adalah satu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana ukuran matajaring mesh size sama, jumlah mata jaring kearah horisontal mesh lenght/ML jauh lebih banyak dari jumlah mata jaring kearah vertikal mesh depth/MD. Pada lembaran jarring bagian atas diletakkan pelampung floats dan pada bagian bawah diletakkan pemberat sinkers. Maka kontruksi jaring insang kakap yang berada di perairan pesisir kota surabaya sangat layak digunakan untuk proses oprasional. Konstruksi jaring insang kakap Bottom gillnet dapat di lihat pada tabel 1. Parameter kualitas air laut Tabel 2. Hasil parameter kualitas air Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan seminggu sekali dalam tiga minggu danpada waktu pagi hari. Hasil parameter kualitas air dapat di lihat pada tabel 2. Hasil analisis Uji Normalitas Tabel 3. Uji normalitas hasil tangkapan jaring insang kakap pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi. Berdasarkan tabel 3 didapatkan nilai probabilitas untuk alat tangkap 6 inchi dan 7 inchi adalah 0,484 yang berarti data tersebut tersebar normal. Pengambilan keputusan ini sesuai kaidah yang berlaku apabila nilai signifikan lebih besar 0,05 pada P>0,05 sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 pada P>0,05 maka data dikatakan tidak normal Sugiyono, 2013. Dengan demikian data tersebut layak untuk 85 dilanjutkan menggunakan uji yang telah diajukan. Uji homogenitas Dalam penelitian ini, pengambilan keputusan homogen atau tidaknya data ini berdasarkan asumsi. Nilai homogenitas 0,465 sehingga data diansumsikan homogen. Uji T t-test Hasil uji T berpasangan dan diolah menggunakan SPSS versi Tabel 4. Hasil uji independent T-test Dari di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan 0,190 > 0,05 yang berarti H0 diterima. Dimana H0 menyatakan bahwa penggunaan ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer. Sehingga berdasarkan uji independen uji sample t test pada taraf kepercayaan 95% terhadap dua sampel yang masing – masing sampel terdiri dari 15 ulangan dapat disimpulkan bahwa penggunaan ukuran mata jaring insang kakap yang berbeda antara 6 inchi dan 7 inchi di perairan pesisir kota Surabaya, mengatakan hasil tangkapan ikan kakap, yang berarti kuantitatif tidak berbeda nyata. Berdasarkan kondisi yang berada di lapangan perbandingan ukuran mata jaring insang dasar yang berbeda di perairan pesisir Kota Surabaya karena jarak ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi terlalu kecil hanya selisi 1 inchi, sehingga tidak ada pengaruh ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer, jaring 6 inchi memperoleh hasil rata – rata 1,13 dan jaring 7 inchi 0,73 per ekor dapat dilihat pada tabel 4. Kesimpulan 1. Jenis ikan hasil tangkapan dari ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi adalah ikan kakap putih Lates talcarifer dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 28 ekor. 2. Jenis ikan hasil tangkapan sampingan antara lain ikan sumbal atau laosan Eleutheronema tetradactylum, rajungan Portanus pelagicus, dan dukang Hexanematichthys sebesar 15 ekor 3. Jumlah hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer yang dapat pada ukuran mata jaring 6 inchi sebanyak 17 ekor, sedangkan ukuran mata jaring 7 inchi sebanyak 11 ekor. 4. Berdasarkan anilisis uji t diperoleh signifikansi sebesar 0,190 maka H0 di terima, sehingga dapat di simpulkan tidak ada pengaruh penggunaan ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi, terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer. Ucapan terimakasih Saya ucapan terimakasih kepada Bapak Ir. Hari Subagio, M. Si. dan Ibu Nurul Rosana, selaku dosen pembimbing skripsi dan keluarga yang telah mendukung selama berjalanya skripsi serta teman - teman perikanan Universitas Hang Tuah Surabaya. Daftar pustaka Djamali 1998. Sumber Daya Benih Alam Komersial. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI vi + 160 86 Analisis Profil Sosial-Ekonomi umah Tangga Nelayan Di Kecamatan Bulak Pesisir Pantai Surabaya.[Skripsi].Surabaya Richter, 2007. Development and evaluation of standard weight equations for bridgelip sucker and largescale sucker. North American Journal of Fisheries Management, 27 936-939 Reinnamah, yohanes. 2010. Fisfinder danTeknologiPenangkapanIkan. Karmelreinnamah. Rabu, 21 April Suhaeti. 2002. PendugaanPotensi Lestari dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Terbang Sardenellafimbriata Di Perairan Teluk Banten. Skripsi. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian. Jatinangor. 54 hal. Tidak di Duplikasi. Sugiono. penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Syofyan, I. 1996. Kontruksi dan Rancangan Alat Tangkap Drift Gillnet JaringInsangHanyut untuk Menangkap Ikan Senangin Polynemustetradactilus di Perairan Selat Berhala Riau. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Syofyan I, Syaifuddin, Cendana F. 2010. Studi komparatif alat tangkap jarring insang hanyut drift gillnet bawal tahun 1999 dengan tahun 2007 di Desa Meskom Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 151 Zamil NN. 2007. Sebaran Hasil Tangkapan Jaring Rampus Berdasarkan Ketinggian dan Lembar Jaring [skripsi]. Bogor ID Institut Pertanian Bogor.
Umpan Tiruan Untuk Ikan Kakap Putih – Memancing ikan kakap putih atau barramundi menjadi kepuasan tersendiri bagi para pemancing. Khususnya para pemancing ikan satu teknik paling ampuh dan jitu untuk menaklukkan ikan kakap putih yakni dengan teknik casting. Dimana teknik ini memungkinkan memancing dengan umpan tiruan lure.Umpan Tiruan Untuk Ikan Kakap Putih1. Rapala Clacking Minnow2. Topwater WTD3. Floating Stickbait4. Pencil Sinking5. Soft LureWarna Lure Untuk Ikan Kakap PutihDalam teknik casting barramundi, umpan tiruan yang digunakan harus tepat. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian ikan kakap putih agar mau menyambar umpan lure kakap putih harus yang paling ampuh dan jitu, karena ini bisa meningkatkan rasio strike. Lantas, apa saja umpan tiruan ikan kakap putih paling jitu? Simak di bawah yang paling menentu ketika casting kakap putih yakni penggunaan umpan tiruan. Meskipun sebenarnya, pemancing bisa menggunakan UMPAN IKAN KAKAP PUTIH alami yang juga cukup efektif untuk memancing ikan barramundi, namun lure casting dinilai lebih sebabnya mengapa banyak pemancing yang lebih melakukan casting menggunakan umpan tiruan. Adapun umpan tiruan untuk ikan kakap putih paling jitu yaitu sebagai Rapala Clacking MinnowUmpan tiruan pertama paling jitu untuk mancing barramundi yaitu Rapala Clacking Minnow. Jenis lure killer ini termasuk yang paling ampuh dan jitu untuk casting ikan kakap Clacking Minnow cocok digunakan untuk casting kakap putih dengan kondisi air hijau bening sampai kehijauan. Maka dari itu, lure minnow ini sangat Topwater WTDJenis lure selanjutnya yaitu Topwater WTD. Jenis umpan killer satu ini banyak digunakan pemancing profesional untuk casting kakap putih di semua kondisi, baik malam ataupun siang WTD memiliki gerakan cepat di atas permukaan dengan gerakan zigzag, sehingga akan menarik perhatian ikan kakap putih untuk menyambar umpan tiruan satu Floating StickbaitUmpan tiruan berikutnya ialah Floating Stickbait, merupakan salah satu lure killer top water. Jenis umpan tiruan ini sebenarnya memiliki action seperti lure Topwater itu, bentuknya menyerupai jenis lure pencil dan ukurannya pendek menjadi daya tarik tersendiri lure ini untuk menarik perhatian barramundi menyambar Pencil SinkingUmpan tiruan paling jitu untuk casting barramundi selanjutnya yaitu pencil sinking. Lure ini memiliki bentuk menyerupai mangsa asli dari ikan kakap putih atau bentuk, warna dari jenis lure ini juga seperti aslinya serta bisa tenggelam sekitar 1-3 meter. Dengan bentuk dan warna seperti mangsa aslinya, membuat lure ini disukai Soft LureUmpan tiruan paling umum digunakan untuk casting kakap putih di air tawar ialah soft lure. Umpan tiruan ini punya bentuk menyerupai makanan asli kakap putih itu, lure ini juga dibuat dari bahan dasar karet yang kenyal dan lunak serta ekornya bisa bergerak seperti ikan asli membuat ikan kakap putih sangat tertarik untuk Lure Untuk Ikan Kakap PutihSelain jenis umpan tiruan, warna umpan tiruan juga cukup penting. Dimana pemilihan warna umpan tiruan untuk ikan kakap putih harus disesuaikan berdasarkan kondisi air sangat berpengaruh terhadap warna umpan tiruan itu sendiri. Adapun tipe ampuh untuk memilih warna umpan tiruan ikan kakap sesuai kondisi air yakni sebagai kondisi air spot casting kakap putih jernih, sebaiknya gunakan warna umpan tiruan agak gelap seperti hitam, biru malam serta kondisi air spot casting agak keruh, dianjurkan untuk menggunakan umpan tiruan berwarna terang seperti silver, orange, hijau itu, ada juga warna umpan tiruan yang bisa digunakan di segala kondisi yakni umpan tiruan yang memiliki 2 warna sekaligus, contohnya merah putih cocok untuk air jernih dan ingin mendapatkan hasil banyak, maka memancinglah ketika bulan musim ikan kakap putih. Bulan paling cocok untuk mancing kakap putih yakni ketika bulan sudah benar-benar gelap atau bisa juga setengah gelap half moon, karena nafsu makan kakap putih memancing pada saat keadaan bulan sedang terang full moon, karena pada bulan ini nafsu ikan kakap putih berkurang, baik itu pada siang hari maupun malam itulah informasi lengkap dari terkait umpan tiruan untuk ikan kakap putih paling jitu. Demikianlah informasi dari kami, semoga ulasan di atas membantu Anda.
Sepertinya Anda menggunakan alat otomatisasi untuk menelusuri situs web kami. Mohon verifikasi bahwa Anda bukan robot Referensi ID 8d6fc21a-0a1d-11ee-821a-496758584e45 Ini mungkin terjadi karena hal berikut Javascript dinonaktifkan atau diblokir oleh ekstensi misalnya pemblokir iklan Browser Anda tidak mendukung cookie Pastikan Javascript dan cookie diaktifkan di browser Anda dan Anda tidak memblokirnya.
bulan musim ikan kakap putih